Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika dengan Dr. Marsigit
PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah filsafat mempelajari dirinya sendiri?
Kita tahu bahwa dalam filsafat terdapat 3 aspek penting, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dari masing-masing tersebut juga bias dipelajari ontologi, epistemologi, dan aksiologinya.
Ontologi dari ontology, yaitu hakikat dari hakikat yang merupakan sang Pencipta.
Ontologi dari epistemologi, yaitu hakikat cara atau metode. Misalnya ritual pernikahan adat Jawa, setiap cara-caranya mempunyai hakikat tersembunyi.
Ontologi dari aksiologi, yaitu hakikat estetika
Epistemologi dari ontologi, yaitu apa metode hakikat.
Epistemologi dari epistemologi, yaitu tentang kebenaran metode. Misalnya dalam suatu metode kita harus tau kebenarannya.
Epistemologi dari aksiologi, yaitu mempelajari sumber-sumber estetika.
Aksiologi dari ontologi, yaitu estetikanya hakikat. Misalnya membicarakan Tuhan harus pada tempatnya misalnya di masjid, gereja, dan sejenisnya.
Aksiologi dari epistemologi, yaitu mengkritisi cara sehingga mencapai estetikanya suatu kebenaran.
Aksiologi dari aksiologi, yaitu bicara etik secara etik juga. Misalnya saat pernikahan diberikan petuah-petuah sebelumnya.
2. Bagaimana mengajak teman yang tidak mau sholat menjadi mau sholat?
Pertanyaan yang sangat berat dan sulit untuk dijawab. Sholat adalah tingkatannya sudah pada tingkatan spiritual. Tingkatan spiritual ini adalah tingkatan yang paling tinggi karena urusannya sudah pada Tuhan sehingga untuk mengajak seseorang untuk sholat sangatlah sulit. Untuk seseorang yang mau sholat haruslah dari kesadaran dirinya sendiri, akan tetapi jika tidak pernah sholat, perlu adanya seorang guru spiritual.
Seberapa krusial peran filsafat dalam pembenaran bangsa?
Filsafat menjadi suatu hal yang sangat krusial jika penguasa memanfaatkan filsafat untuk mengeksploitasi orang atau rakyatnya. Contohnya adalah seperti Hitler yang menggunakan filsafat dalam masa pemerintahannya.
3. Bagaimana cara mengenali karakter siswa?
Cara untuk mengenali karakter siswa adalah dengan membangun komunikasi yang baik dengan siswa.
4. Apakah festival dalang cilik relevan jika ditonton orang dewasa?
Dalam suatu pewayangan terdapat filosofi yang mengandung ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Sedangkan wayang yang dimainkan oleh seorang dalang cilik hanya mencakup ontologi saja atu mungkin sedikit epistemologinya. Seorang dalang cilik hanya menyampaikan sesuatu melalui wayang seperti yang dia lihat dari orang-orang dewasa atau dengan kata lain meniru. Oleh karena itu belum ada nilai estetikanya atau dalam pewayangan tersebut belum terdapat aksiologinya.
5. Bagaimana cara menghilangkan rasa gugup dan panik?
Menghilangkan rasa panik dan gugup adalah dengan berdoa dan istigfar. Karena sekecil-kecilnya rasa panik dalam hati adalah godaan dari syetan. Berbeda dengan panik dalam pikiran, sebesar-besarnya panik dalam pikiran adalah ilmu.
6. Apakah hubungan sejarah dengan filsafat?
Sejarah mempelajari yang tadi atau masa lalu. Sedangkan filsafat mempelajari yang tadi, sekarang, dan yang akan datang. Kamera di dalam filsafat bisa menjadi suatu mesin waktu karena dapat mengabadikan kejadian yang telah lalu (yang tadi).
7. Apakah filsafat dari gending jawa?
Filsafat dari gending jawa adalah harmoni yaitu sadar ruang dan waktu. Alat-alat musik jawa atau gamelan memiliki bunyinya masing-masing. Ketika mereka dibunyikan mereka tidak bunyi sendiri-sendiri melainkan membentuk suatu harmoni suara yang saling mengisi satu dengan yang lainnya. Sama dengan halnya dalam sebuah keluarga, untuk menciptakan harmoni adalah saling mengisi, mengerti apa yang dirasakan.
8. Mengapa Syekh Siti Jenar mengaku-aku dirinya adalah tuhan?
Tidak hanya Syekh Siti Jenar yang mengaku-aku dirinya sebagai tuhan, mungkin secara tidak sadar itu juga bisa terjadi di diri kita. Yaitu ketika sedang beribadah, seolah-olah telah menyatu dengan tuhan kemudian lupa sehingga muncul kesombongan diri.
9. Bagaimanakah orang yang bijaksana itu?
Sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar bijaksana, yang ada adalah orang yang berusaha untuk bijaksana. Hanya orang-orang tertentu yang bisa bijaksana yaitu Rosul dan yang paling bijaksana adalah satu yaitu Allah SWT. Dalam filsafat, orang yang bijaksana adalah orang yang berilmu dan orang yang mencari ilmu.
10. Bagaimana agar siswa dapat memahami konsep yang diajarkan? Dan bagaimana agar siswa menjadi kreatif?
Guru seharusnya sebagai fasilitator agar siswa membangun ilmunya sendiri. Jika kita hanya mengajarkan saja, maka kita sudah bersikap determinan terhadap siswa-siswa kita. Agar siswa menjadi kreatif maka mereka harus merdeka dalam pikiran. Jika tidak ada kemerdekaan maka akan membunuh kreatifitas siswa. Akan tetapi menjadi sebuah dilema, ketika diberikan kemerdekaan siswa menjadi kurang ajar. Sama halnya saat reformasi, yaitu setelah adanya kebebasan berpendapat, orang cenderung menjadi kurang ajar dan arogan karena merasa bebas.
11. Apakah dalam filsafat selalu menjunjung tinggi ruang dan waktu?
Tidak harus semua ruang dan waktu dijunjung tinggi. Ada kalanya kita mengabaikan suatu ruang dan waktu untuk menghargai ruang dan waktu lainnya.
12. Apakah hati dan pikiran harus berjalan seimbang?
Hati adalah payung dari segalanya termasuk pikiran, termasuk dalam dimensi komunikasi.